Akar Yang Menyalahi Fitrah

Posted by

bapakeqya.blogspot.com
Akar Yang Menyalahi Fitrah - Beberapa waktu yang lalu, keponakan saya yang masih kuliah di sebuah PT bercerita bahwa dia pernah di tunjuk menjadi koordinator dalam ajang pemilihan Mahasiswa Muslim Berprestasi. Ajang itu di peruntukan bagi mahasiswa yang aktif dalam kegiatan dakwah kampus. Para aktivis dakwah tersebut di minta untuk mengisi biodata dan prestasi apa saja yang pernah mereka raih.

Hasilnya, tidak satupun dari mereka yang mau mengisi form-form tersebut. Ponakan saya sempat kesal juga dengan keadaan tersebut. Sampai kemudian keponakan saya mendapat kabar bahwa mahasiswa-mahasiswa tersebut enggan mengikuti ajang pemilihan Mahasiswa Muslim berprestasi tersebut karena mereka takut terjerat penyakit hati, yaitu Ria.

Mendengar cerita tersebut, saya merasa bangga dengan keteguhan mahasiswa-mahasiswa tersebut, keteguhan untuk mempertahankan idealismenya. Mereka selalu ingin menjaga kesucian hatinya, menyerahkan segala amalnya hanya untuk Allah, bukan ingin di pandang sesama mahluk. Mereka sangat tawadhu'.

Sifat Tawadhu'
Mereka mengambil filosofi bahwa seorang muslim yang baik tidak harus memamerkan kehebatan dirinya. Yang terpenting adalah bagaimana diri ini bisa berkontribusi untuk berdakwah, bagi Allah. Filosofi ini di ambil dari prilaku akar pada sebuah pohon. Akar yang begitu hebat konstribusinya bagi kehidupan sebuah pohon selalu menyembunyikan dirinya dalam tanah.

Tetapi, saya kemudian berfikir bahwa tindakan mahasiswa-mahasiswa yang tawadhu tersebut, yang mengambil filosofi akar pohon, salah menempatkannya.  Karena ternyata banyak pohon yang tidak menyembunyikan akarnya dalam tanah. Banyak pohon yang akarnya timbul di permukaan tanah. Lantas, apakah akar pohon yang timbul di permukaan tanah tersebut tidak tawadhu? sombong dan menyalahi fitrah akar yang senantiasa memikirkan bagaimana menyerap air, mineral dan unsur-unsur lain untuk kehidupan pohon tanpa harus menunjukan eksistensi dirinya? 

Akar Bakau di pinggir Pantai
Contohnya pohon Bakau yang ada di pinggir-pinggir pantai. Akar pohon ini bertonjolann di permukaan. Tidak menyembunyikan akar-akarnya dalam tanah. Mengapa akar bakau menyalahi fitrah kebanyakan akar dengan menonjolkan diri ke permukaan? Ternyata, bukan tanpa tujuan bakau menonjolkan akarnya di permukaan tanah. Akar itu berfungsi sebagai pencegah terjadinya abrasi pantai, sebagai penahan gempuran ombak dan badai yang barangkali akan menerjang daratan dan permukiman manusia.

Saya kira, seorang muslim  pun selayaknya demikian. Membuka mata lebar-lebar, tidak lagi bersembunyi-sembunyi, walaupun maksudnya demi menghindari ria dan semacamnya. Islam membutuhkan manusia-manusia yang berprestasi dan hebat. Sudah saatnya Umat Islam menunjukan kepada masyarakat dunia bahwa umat Islam bukan kaum yang terbelakang. Sudah saatnya umat Islam menunjukan keagungan dan kehebatannya, lewat prestasi-prestasinya yang membanggakan. Pencitraan Islam itu bisa di bentuk lewat wacana publik. Mari kita tunjukan kepada dunia bahwa Islam adalah agama dengan segudang prestasi dan keagungan... bukan agama teroris!!

Sekarang ini berbeda keadaanya dengan zaman dahulu. Sekarang adalah era keterbukaan. Dakwahpun harus terang-terangan. Jadi, tawadhu', ikhlas dan segala sifat baik lainnya harus di tempatkan pada tempat yang tepat. Menunjukan kebenaran dan kenyataan bukanlah ria namanya. Tapi menyembunyikan kebenaran dan kenyataan adalah sombong adanya....

Wallohu  a'lam....


Sumber : Inspirasi Bintang Kecil ( Fatih Beeman )  
  

 

 

    

  


Blog, Updated at: 16.09

1 komentar: