Para Penggali Sumur |
Ya..
Saya sepakat dengan sobat bahwa pertanyaan saya itu termasuk pertanyaan yang konyol. Konyol karena menanyakan sesuatu yang di miliki oleh keluarga sobat.
Nah..
Mengapa saya menanyakannya kepada sobat?
Seoarang guru saya di sekolah bernah berkata bahwa 'makin bayak baca makin banyak lupa, sedikit baca sedikit lupa, tidak baca tidak lupa'.
Oleh karena kita masing - masing memiliki kamar mandi dan setiap hari kita berinteraksi dengannya, maka kita pun lupa bahwa ada inspirasi hebat yang bisa kita petik dari sana.
Dari mananya : kloset, bak mandi, gayung, lantai keramik atau kamar mandi? bisa saja ya. Tetapi kali ini menyoroti sumber airnya.
Betul sekali dengan apa yang sobat pikirkan..
Tentang sumur. Tetapi saya tidak akan menjelaskan inspirasi hebat dari sumur, akan tetapi saya akan menjelaskan inspirasi dari seorang pembuat atau penggali sumur.
Sang Penggali Sumur |
Saya ataupun sobat sering menganggap bahwa pekerjaan seorang penggali sumur bukanlah pekerjaan yang bonafide. Kita sering memarginalkan tukang gali sumur. Padahal, Allah telah menitipkan inspirasi hebat dari seorang penggali sumur.
Mari kita perhatikan, apa saja yang di kerjakan tukang gali sumur.
Pertama yang dia lakukan adalah menggali tanah demi mendapatkan air. Dia yakin bahwa upayanya dalam menggali tanah akan mendapatkan air. Di benaknya sudah terpatri bahwa ia akan mendapatkan air. Oleh karena keyakinannya itulah maka para penggali sumur menggali tanah, bukan memanjat pohon.
Dalam dunia pengembangan diri, apa yang di lakukanoleh para penggali sumur itu di sebut starting from the end, memulai sesuatu yang akhir. Seseorang yang ingin menjadi dokter, atau sudah melihat di masa depan dia akan menjadi dokter,, maka dari sanalah kemudian ia akan mulai melangkah. Masuk Fakultas kedokteran misalnya. Seseorang yang ingin menjadi ekonom hebat , dari sanalah ia mulai melangkah, masuk fakultas ekonomi. Rasanya sangat nyleneh jika seseorang yang ingin menjadi dokter malah masuk fakultas ekonomi.
Inilah kekuatan starting from the end. Ketika sobat sudah bisa memastikan akan jadi apa sobat di masa depan, maka langkah pertama yang akan sobat ambil akan tepat. Jika sobat tidak bisa atau belum mampu menggambarkan akan menjadi apa sobat di masa depan, maka sobat akan mengambil langkah-langkah yang kurang tepat.
Kenapa banyak orang yang jadi pemalas?
Atau kita terkadang menjadi pemalas?
Menurut Anthony Robins, tidak ada satu pun manusia yang ingin menjadi pemalas, karena menjadi pemalas itu sangat menderita luar biasa, tidak tenang, selalu merasa cemas, badan tidak fit dan sebagainya, yang semuanya tidak mengenakkan.
Lalu mengapa masih ada saja yang hobinya bermalas-malasan?
Kata Anthony Robins, malas di sebabkan oleh ketidak pastian dan ketidak teraturan jadwal atau ketidak tahuan akan apa yang akan di lakukan esok hari.
Artinya apa?
Ketidak tahuan kita akan apa yang akan di lakukan esok hari di sebabkan oleh kita yang tidak bisa atau belum mampu menggambarkan akan seperti apa kita di masa depan. Oleh karena kita tidak mampu menggambarkan diri kita di masa itulah maka langkah kita yang pertama sering kali salah dan hanya sekedar coba-coba.
Keyakinan penggali sumur ini di namakan Visi. Kita yang ingin sukses di masa depan pastikan kita mempunyai visi hidup yang jelas.
Sekarang mari kita melangkah ke pekerjaan penggali sumur yang selanjutnya!
Pernahkah sobat melihat penggali sumur yang berhenti menggali sumur ketika belum menemukan air?...
Saya secara pribadi belum pernah melihatnya. sedalam apapun sumur di gali, kalau air belum di temukan, para penggali sumur pantang berhenti menggali. Sehingga terkadang mereka sampai berada sepuluh sampai lima belas meter di bawah permukaan tanah.
Pertanyaannya adalah..apa yang akan terjadi apa bila para penggali sumur tersebut berhenti menggali di tengahh jalan? Saya jamin para penggali tersebut tidak akan menemukan air yang jmereka cari. Mereka hanya hanya akan membuang-buang tenaga mereka percuma. lalu lubang galian yang mereka gali akan menjadi bibit musibah, bukannya anugrah.
Lubangg galian tersebut bukannya menjadi sumber air malah menjadi sumber malapetaka!
ya..lubang galian itu hanya akan jadi lubang jebakan! entah itu akan menjadi lubang jebakan bagi para penggalinya ataupun mungkin jadi lubang jebakan bagi orang lain.
Dari pekerjaan para penggali sumur kita bisa belajar bahwa putus asa itu bukan saja sebagai sifat yang jelek melainkan juga merusak. Penggali sumur yang putus asa dalam menemukan air hanya akan menciptakan lubang-lubang jebakan yang membahayakan dirinya dan orang lain.
Begitupun dengan sobat yang mudah di landa rasa putus asa, bekerja setengah-setengah, berhenti berusaha sebelum mendapatkan hasil, maka sebenarnya sobat sedang menggali lubang jebakan buat sobat sendiri. meski sobat yang menggalinya, meski sobat sadar, bukan hal yang tidak mungkin sobat yamg akan terperosok ke dalamnya. Orang lain yang ikut terperosok ke dalam lubang galian yang sobat gali akan menuntut sobat karena telah membuat lubag galian yang membuat mereka terperosok di dalamnya. Bayangkan, sudah lelah menggali lubang, malah mendapat tuntutan.
Apabila sobat punya hobi menggali setengah-setengah maka jadilah penggali kuburan saja, dan buatlah lubang buat sobat sendiri!!
Selanjutnya apa yang di lakukan oleh para penggali sumur setelah mendapatkan air?..
Setelah mereka berhasil mendapatkan air, mereka biasanya akan merapihkan dan mempercantik permukaan sumur, memberinya katrol ataupun kerekan ataupun mesin jet pump, agar air mudah untuk di ambil. Mereka baru akan membuat lubang sumur baru setelah mereka berhasil dan selesai melakukan penggalian, mempercantik dan mempermudah orang untuk mengambil airnya.
"Maka jika kamu telah selesai (dari suatu urusan ), maka tetaplah bekerja keras (utuk urusan orang lai)". (QS. Al-Insyirah: 7 )
Itulah inspirasi hebat yang di tunjukan oleh seorang penggali sumur. Dari seorang yang profesinya banyak di pandang sebelah mata.
Jika kita masih setengah-setengah dalam berusaha untuk mendapatkan tujuan kita, maka kita telah di kalahkan oleh para penggali sumurr!!
Wallohu a'lam...
Sumber : Inspirsi Bintang Kecil ( Fatih Beeman )
0 komentar:
Posting Komentar