Vaksinasi di Posyandu |
Konspirasi Di Balik Program Imunisasi dan Vaksinasi Di Dunia - Benarkah ada konspirasi di balik program vaksinasi dan imunisasi di dunia?
Wahh, Penulis sendiri tidak bisa memastikan hal itu.....
Akan tetapi, jika kita membaca dan melihat runtutan sejarah vaksinasi modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa kegiatan Flexner Brothers dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia seluruhnya di danai oleh Keluarga Rockefeller. Dan kita tahu bahwa Rockefeller adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia.
Wahh, Penulis sendiri tidak bisa memastikan hal itu.....
Akan tetapi, jika kita membaca dan melihat runtutan sejarah vaksinasi modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa kegiatan Flexner Brothers dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia seluruhnya di danai oleh Keluarga Rockefeller. Dan kita tahu bahwa Rockefeller adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia.
Dan pada kenyataannya, mereka adalah pendiri
WHO dan lembaga strategis lainnya. Wah hebat sekali ya penguasaan
mereka pada lembaga-lembaga strategis. Dan jika di lihat dari latar belakang WHO itu,
maka jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah
satu campur tangan (Baca : konspirasi) mereka dengan tujuan untuk menguasai
dan memperbudak seluruh dunia dalam “New World Order” mereka.
Apa Kata Para Ilmuwan Tentang
Vaksinasi?
“Satu-satunya vaksin yang aman
adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.” ~Dr. James R. Shannon, mantan
direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika
“Vaksin menipu tubuh supaya tidak
lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan
sistem imun.”
~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard
University
“Kanker pada dasarnya tidak dikenal
sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi
200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak
mendapatkan vaksinasi sebelumnya.”
~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker
Inggris
“Ketika vaksin dinyatakan aman,
keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”.
~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin
internasional
“Kasus polio meningkat secara cepat
sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan
tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.”
~ Dr. Bernard Greenberg, dalam
sidang kongres AS tahun 1962
“Sebelum vaksinasi besar besaran 50
tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit
autoimun, dan kasus autisme.”
~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin
internasional
“Vaksin bertanggung jawab terhadap
peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem
imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan
kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi.
Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh
dunia saat ini.”
~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat
Informasi Vaksin Nasional Amerika
“Tak masuk akal memikirkan bahwa
Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses
tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri
yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan
mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan
mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan
memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
~ Dr. William Hay, dalam buku
“Immunisation: The Reality behind the Myth”
Dan masih banyak lagi pendapat
ilmuwan yang lainnya.
Dan ternyata faktanya di Jerman para
praktisi medis, mulai dokter hingga perawat, menolak adanya imunisasi campak.
Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association”
(20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in
Susceptible Hospital Employees, Poor Physician Participation”.
Dalam artikel
itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi
di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar
obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang
lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik menolak suntikan vaksin
rubella.
Lalu mengapa bisa hal itu terjadi?
Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi?
Menurut beberapa sumber yang di dapat, konon vaksin yang telah diproduksi dan
di kirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini (terutama negara muslim, negara
dunia ketiga, dan negara berkembang), adalah sebuah proyek untuk mengacaukan
sifat dan watak generasi penerus di negara-negara tersebut.
Vaksin tersebut dibiakkan di dalam
tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal muasalnya. Kita tau
bahwa vaksin di dapat dari darah sang penderita penyakit yang telah berhasil
melawan penyakit tersebut. Itu artinya dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang
inang dari tempat virus dibiakkan tersebut.
Pernahkah anda berpikir apabila DNA
orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci?
DNA adalah berisi cetak biru atau
rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan kita warisi. Termasuk sifat,
watak, dan sejarah penyakitnya.
"Coba perhatikan juga ketika beberapa waktu
lalu ketika ahmad dani drop kekurangan darah karena over melakukan bekam lebih
dari satu kali dalam sebulan, waktu itu rawat inap di rumah sakit sangat
dianjurkan transfusi darah tapi dia menolak karena dia paham betul tidak mau
keaslian darah nenek moyangnya yahudi jerman tercampur darah orang lain yang
tidak jelas"
Lalu apa jadinya apabila DNA orang
yang tidak kita tau asal usul dan wataknya bila tercampur dengan bayi yang
masih suci? Tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang vaksin
tersebut.
Pernahkan anda terpikir apabila sang
inang vaksin tersebut dipilih dari orang-orang yang terbuang, kriminal,
pembunuh, pemerkosa, peminum alkohol, dan sebagainya?
Menurut beberapa sumber, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana untuk
menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu disengaja?
Zat-zat kimia berbahaya dalam
vaksin.
Vaksin mengandung substansi
berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan performa
vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa efek
jangka panjang seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer,
kemandulan, dll. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari
antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika.
Babi dalam Vaksin.
Penggunaan asam amino binatang babi
dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Bahkan kaum Muslim dan Yahudi banyak
yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti tertuang dalam
Qur’an ayat berikut :
“Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka
barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3
Bahkan dalam Perjanjian Lama
(Taurat) juga disebutkan :
“Jangan makan babi. Binatang
itu haram karena walaupun kukunya terbelah, ia tidak memamah biak. Dagingnya
tidak boleh dimakan dan bangkainya pun tak boleh disentuh karena binatang itu
haram.”
Imamat 11 : 7-8
Lalu mengapa Allah mengharamkan
Babi?
- Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi.
Asam amino adalah salah satu
penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat insulin pada manusia dan
babi, maka hanya akan terpaut satu daripada babi. Berikut penjelasannya :
Insulin manusia : C256H381N65O76S6
MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6
MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino
berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6
MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6
MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino
berbeda
Para produsen vaksin mengatakan
bahwa jika menggunakan asam amino babi, maka mereka tidak memerlukan banyak
proses penelitian lagi karena hanya terpaut satu asam amino. Berbeda dengan
sapi yang terpaut 3 asam amino.
“Secara chemisty, DNA manusia dan
babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ
penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia.”
~ Dr. Muladno, ahli genetika
molekuler di Fakultas Peternakan IPB
Tapi sayangnya mereka lupa jika asam
aminonya hampir identik berarti sama saja kita memakan daging manusia
(kanibal), dan telah jelas bahwa kanibal dapat menyebabkan penyakit-penyakit
genetik yang tidak bisa disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.
Di China, terdapat sebuah desa yang
gemar memakan daging manusia yang melintas di desanya, yang kemudian digunakan
untuk sebuah perayaan. Mereka mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan
rasa daging babi.
- Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.
Seorang Imam Muslim bersama kawannya
orang barat pernah melakuak test kepada 3 ekor babi dan 3 ekor ayam, masing
masing adalah 2 jantan dan 1 betina. Dan hasilnya adalah :
Ketika 2 ekor ayam jantan dan 1 ayam
betina dilepas, maka 2 ayam jantan tersebut bertarung hingga satu tewas/kalah
untuk merebutkan betina. Namun apa yang terjadi ketika 2 ekor babi jantan dan 1
ekor babi betina dilepas ? ternyata babi jantan yang satu membantu yang lain
untuk melaksanakan hajat seksualnya pada si betina.
Dan sang Imam berkata, “Inilah !
Daging babi itu membunuh ‘ghirah’ (rasa cemburu) orang yang memakannya dan ini
terjadi pada kaum kalian.”
Beberapa penelitian di barat juga
banyak yang menyatakan bahwa memakan babi dapat mempengaruhi watak, resiko
perselingkuhan, dan hasrat seksual yang melebihi ambang batas kewajaran sebagai
manusia.
- Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas.
Babi memiliki berbagai reseptor
dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus jinak yang masuk ke dalam tubuh babi
kemudian keluar dalam keadaan ganas, diantaranya reseptor yang sangat dikenal
para ilmuwan adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza
manusia dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Virus-virus
yang terikat ke dalam reseptor tersebut kemudian dapat berubah menjadi ganas.
Selain itu reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis virus yang
memiliki sifat yang berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi satu virus ganas
yang memiliki 2 sifat.
- Banyaknya penyakit dalam tubuh Babi
Kita sudah mengetahui sejak Sekolah
Dasar dahulu bahwa babi mengandung cacing pita yang sangat berbahaya. Cacing
pita bahkan dapat mengganggu sistem syaraf dan dapat masuk hingga otak manusia.
Selain cacing pita masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi
melalui bakteri, karena kebiasaannya yang senang memakan kotoran, bahkan
kotorannya sendiri.
- Sifat aneh babi lainnya.
“Babi mempunyai sifat kembar antara
binatang buas dan binatang jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah
karena ia bertaring dan suka makan bangkai, sedangkan sifatnya yang menyerupai
binatang jinak ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan
lainnya.
Babi memiliki syahwat yang amat
kuat, hingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di atas
betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina
demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu
atau menewaskan kedua-duanya.
Satu kali mengandung, babi betina
dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah berumur 8
bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah mencapai umur 6 bulan.
Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan, betinanya mulai bunting
setelah dikawini dan akan melahirkan setelah bunting selama enam atau tujuh
bulan.
Babi betina yang telah mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis
binatang ini adalah yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan
merupakan binatang jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya
(kawin).
Yang mengherankan, jika sebelah
matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu
kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu daging yang
berada di bawahnya.”
~ Kamal al-Din Muhammad ibn Musa
al-Damiri, dalam Kitabul-Hayawan Al-Kubra
Bencana akibat vaksin yang tidak
pernah dipublikasikan.
- Di Amerika pada tahun 1991 – 1994 sebanyak 38.787 masalah kesehatan dilaporkan kepada Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA. Dari jumlah ini 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya dan 93% dalam waktu 2 mgg setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.
- Pada 1986 ada 1300 kasus pertusis di Kansas dan 90% penderita adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi ini sebelumnya. Kegagalan sejenis juga terjadi di Nova Scotia di mana pertusis telah muncul sekalipun telah dilakukan vaksinasi universal.
- Jerman mewajibkan vaksinasi tahun 1939. Jumlah kasus dipteri naik menjadi 150.000 kasus, di mana pada tahun yang sama, Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi, kasus dipterinya hanya sebanyak 50 kasus.
- Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara berpenduduk muslim. Hal itu terjadi setelah diberikan vaksinasi polio, sumbangan AS untuk penduduk muslim. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang Muslim dengan menggunakan vaksin.
- Tahun 1989-1991 vaksin campak ”high titre” buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin, di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah di dapati banyak anak-anak meninggal dunia dalam jumlah yang besar.
- Vaksin campak menyebabkan penindasan terhadap sistem kekebalan tubuh anak-anak dalam waktu panjang selama 6 bulan sampai 3 tahun. Akibatnya anak-anak yang diberi vaksin mengalami penurunan kekebalan tubuh dan meninggal dunia dalam jumlah besar dari penyakit-penyakit lainnya WHO kemudian menarik vaksin-vaksin tersebut dari pasar di tahun 1992.
- Setiap program vaksin dari WHO di laksanakan di Afrika dan Negara-negara dunia ketiga lainnya, hampir selalu terdapat penjangkitan penyakit-penyakit berbahaya di lokasi program vaksin dilakukan. Virus HIV penyebab Aids di perkenalkan lewat program WHO melalui komunitas homoseksual melalui vaksin hepatitis dan masuk ke Afrika tengah melalui vaksin cacar.
- Desember 2002, Menteri Kesehatan Amerika, Tommy G. Thompson menyatakan, tidak merencanakan memberi suntikan vaksin cacar. Dia juga merekomendasikan kepada anggota kabinet lainnya untuk tidak meminta pelaksaanaan vaksin itu. Sejak vaksinasi massal diterapkan pada jutaan bayi, banyak dilaporkan berbagai gangguan serius pada otak, jantung, sistem metabolisme, dan gangguan lain mulai mengisi halaman-halaman jurnal kesehatan.
- Kenyataannya vaksin untuk janin telah digunakan untuk memasukan encephalomyelitis, dengan indikasi terjadi pembengkakan otak dan pendarahan di dalam. Bart Classen, seorang dokter dari Maryland, menerbitkan data yang memperlihatkan bahwa tingkat penyakit diabetes berkembang secara signifikan di Selandia Baru, setelah vaksin hepatitis B diberikan secara massal di kalangan anak-anak.
- Melaporkan bahwa, vaksin meningococcal merupakan ”Bom waktu bagi kesehatan penerima vaksin.”
- Anak-anak di Amerika Serikat mendapatkan vaksin yang berpotensi membahayakan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Berbagai macam imunisasi misalnya, Vaksin-vaksin seperti Hepatitis B, DPT, Polio, MMR, Varicela (Cacar air) terbukti telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, mereka menderita kelainan syaraf, anak-anak cacat, diabetes, autis, autoimun dan lain-lain.
- Vaksin cacar dipercayai bisa memberikan imunisasi kepada masyarakat terhadap cacar. Pada saat vaksin ini diluncurkan, sebenarnya kasus cacar sudah sedang menurun. Jepang mewajibkan suntikan vaksin pada 1872. Pada 1892, ada 165.774 kasus cacar dengan 29.979 berakhir dengan kematian walaupun adanya program vaksin.
- Pemaksaan vaksin cacar, di mana orang yang menolak bisa diperkarakan secara hukum, dilakukan di Inggris tahun 1867. Dalam 4 tahun, 97.5& masyarakat usia 2 sampai 50 tahun telah divaksinasi. Setahun kemudian Inggris merasakan epidemik cacar terburuknya dalam sejarah dengan 44.840 kematian. Antara 1871 – 1880 kasus cacar naik dari 28 menjadi 46 per 100.000 orang. Vaksin cacar tidak berhasil.
Mengapa vaksin gagal melindungi terhadap penyakit?
Konspirasi Di Balik Program Imunisasi dan Vaksinasi Di Dunia - Walene James, pengarang buku Immunization:
the Reality Behind The Myth, mengatakan respon inflamatori penuh diperlukan
untuk menciptakan kekebalan nyata.
Sebelum introduksi vaksin cacar dan
gondok, kasus cacar dan gondok yang menimpa anak-anak adalah kasus tidak
berbahaya. Vaksin “mengecoh” tubuh sehingga tubuh kita tidak menghasilkan
respon inflamatory terhadap virus yang diinjeksi.
SIDS (Sudden Infant Death Syndrome)
naik dari 0.55 per 1000 orang di 1953 menjadi 12.8 per 1000 pada 1992 di
Olmstead County, Minnesota. Puncak kejadian SIDS adalah umur 2 – 4 bulan, waktu
di mana vaksin mulai diberikan kepada bayi. 85% kasus SIDS terjadi di 6 bulan
pertama bayi. Persentase kasus SIDS telah naik dari 2.5 per 1000 menjadi 17.9
per 1000 dari 1953 sampai 1992. Naikan kematian akibat SIDS meningkat pada saat
hampir semua penyakit anak-anak menurun karena perbaikan sanitasi dan kemajuan
medikal kecuali SIDS.
Kasus kematian SIDS meningkat pada
saat jumlah vaksin yang diberikan kepada balita naik secara meyakinkan menjadi
36 per anak.
Dr. W. Torch berhasil
mendokumentasikan 12 kasus kematian pada anak-anak yang terjadi dalam 3,5 – 19
jam paska imunisasi DPT. Dia kemudian juga melaporkan 11 kasus kematian SIDS
dan satu yang hampir mati 24 jam paska injeksi DPT. Saat dia mempelajari 70
kasus kematian SIDS, 2/3 korban adalah mereka yang baru divaksinasi mulai dari
1,5 hari sampai 3 minggu sebelumnya.
Tidak ada satu kematian pun yang
dihubungkan dengan vaksin. Vaksin dianggap hal yang mulia dan tidak ada
pemberitaan negatif apapun mengenai mereka di media utama karena mereka begitu
menguntungkan bagi perusahaan farmasi.
Ada alasan yang valid untuk percaya
bahwa vaksin bukan saja tak berguna dalam mencegah penyakit, tetapi mereka juga
kontraproduktif karena melukai sistem kekebalan yang meningkatkan resiko
kanker, penyakit kekebalan tubuh, dan SIDS yang menyebabkan cacat dan kematian.
Lalu adakah imunisasi yang benar menurut Islam?
Ada! Bahkan Rasulullah sendiri yang
mengajarkan dan merekomendasikannya.
Imam Bukhari dalam Shahih-nya
men-takhrij hadits dari Asma’ binti Abi Bakr
Dari Asma’ binti Abu Bakr bahwa
dirinya ketika sedang mengandung Abdullah ibn Zubair di Mekah mengatakan, “Saya
keluar dan aku sempurna hamilku 9 bulan, lalu aku datang ke madinah, aku turun
di Quba’ dan aku melahirkan di sana, lalu aku pun mendatangi Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, maka beliau Shalallaahu alaihi wasalam menaruh
Abdullah ibn Zubair di dalam kamarnya, lalu beliau Shalallaahu alaihi wasalam
meminta kurma lalu mengunyahnya, kemudian beliau Shalallaahu alaihi wasalam
memasukkan kurma yang sudah lumat itu ke dalam mulut Abdullah ibn Zubair. Dan
itu adalah makanan yang pertama kali masuk ke mulutnya melalui Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam, kemudian beliau men-tahnik-nya, lalu beliau
Shalallaahu alaihi wasalam pun mendo’akannya dan mendoakan keberkahan
kepadanya.
Dalam shahihain -Shahih Bukhari dan
Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan
mendatangi Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, lalu beliau Shalallaahu
alaihi wasalam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya
dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau SAW
mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali
kepadaku.”
Seorang kakek men-tahnik cucunya
yang belum lama dilahirkan
Para ahli berpendapat bahwa
bayi dilahirkan dalam keadaan kekurangan glukosa. Bahkan apabila tubuhnya
menguning, maka bayi tersebut dipastikan membutuhkan glukosa dalam keadaan yang
cukup untuknya. Bobot bayi saat lahir juga mempengaruhi kandungan glukosa dalam
tubuhnya.
Pada kasus bayi prematur yang
beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali,
dimana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak
yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg maka kadar gula dalam darahnya
biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau
30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam
darah.
Hal ini bisa menyebabkan terjadinya
berbagai penyakit, seperti bayi menolak untuk menyusui, otot-otot bayi melemas,
aktivitas pernafasan terganggu dan kulit bayi menjadi kebiruan, kontraksi atau
kejang-kejang. Terkadang bisa juga menyebabkan
sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti insomnia, lemah otak,
gangguan syaraf, gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya.
Apabila hal-hal di atas tidak segera
ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk
itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa
melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah.
Mayoritas atau bahkan semua bayi
membutuhkan zat gula dalam bentuk glukosa seketika setelah lahir, maka
memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menjauhkan sang bayi dari kekurangan
kadar gula yang berlipat-lipat. Disunnahkannya tahnik kepada bayi
adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan ini
adalah mukjizat kenabian Muhammad SAW secara medis dimana sejarah kemanusiaan
tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahayanya
kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi.
Tahnik sebaiknya dilakukan oleh
orang-orang yang beriman kepada Allah, atau dapat pula dilakukan ayah atau ibu
sang bayi.
Penutup
Beberapa Pakar mengatakan bahwa imunisasi yang selama ini
digembar-gemborkan dapat berdampak kepada masalah yang sangat
serius bagi kehidupan penduduk dunia. Ada pihak-pihak yang punya tujuan untuk menjadikan
ras lainnya berada di bawah kekuasaan mereka dengan berbagai cara.
Bahkan Allah telah menyuruh kita
berhati-hati terhadap berita dari mereka :
“Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti
agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Qur’an surah Al-Hujuraat (49) : 6
Wallahu a'lamu bih...
Wallahu a'lamu bih...
Demikian sedikit ulasan tentang "sisi lain" dari vaksinasi atau imunisasi..
Semoga Bermanfaat Dan Semoga Allah selalu memberkahi dan melindungi kita semua!!
Sumber Tulisan :
https://naomi614.files.wordpress.com/2011/06/konspirasi-vaksin.docx
https://abudira.wordpress.com/2010/10/01/konspirasi-dibalik-imunisasi-dan-vaksinasi/
Semoga Bermanfaat Dan Semoga Allah selalu memberkahi dan melindungi kita semua!!
Sumber Tulisan :
https://naomi614.files.wordpress.com/2011/06/konspirasi-vaksin.docx
https://abudira.wordpress.com/2010/10/01/konspirasi-dibalik-imunisasi-dan-vaksinasi/
0 komentar:
Posting Komentar