Khutbah Awwal
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلهِ-
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِىْ اَمَرَ بِاِقَامَةِ
الصَّلَاةِ
اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّااللهِ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ - لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى
كُلِّ شَيْئٍ شَهِيْدٌ
وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الْهَادِيْ اِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَيْرِالْعِبَادِ وَعَلَىى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ يَّتَّبِعَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْمَوْعُوْدِ
اَمَّا بَعْدُ –
فَيَااَيُّهَاالْمُسْلِمُوْنَ اُوْصِيْكُمْ
وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ..
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ
.. اَقِيْمُوْاالصَّلَاةَ وَاَتُواالزَّكَاةَ..
قَالَ اللهُ تَعَالَى اَيْضًا قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ
هُمْ فِيْ صَلَوتِهِمْ خَاشِعُوْنَ . صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
Sidang Jamaah Jum’at
yang berbahagia
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita semua meningkatkan
ketaqwaan kepada Allah Ta’ala. Salah
satu ciri orang yang bertaqwa adalah
mendirikan shalat lima waktu.
Sebagaimana firman Allah ta’ala di awal surat Al-Baqoroh :
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيْهِ هُدًا
لِّلْمُتَّقِيْنِ . اَلَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ
الصَّلَوةَ وَمِمَّارَزَقْنَهُمْ يُنْفِقُوْنَ - البقزة : ٢
Artinya : “ Kitab ( Al-Qur’an ) ini tidak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu )
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan
sebagian rizki yang kami anugrahkan kepada mereka ( Qs. Al-Baqoroh : 2-3 )
Shalat
adalah sesuatu yang terdiri dari perbuatan dan perkataan tertentu yang di mulai
dengan takbir dan di akhiri dengan salam.
Shalat
lima waktu sehari semalam adalah kewajiban bagi setiap muslimin dimana setiap
orang yang akan melaksanakannya di wajibkan untuk berwudlu terlebih dahulu. Juga
di maksudkan untuk mengajarkan kepada setiap muslimin untuk selalu menjaga
kebersihan badan. Karena bagian yang di basuh adalah bagian-bagian yang biasa
terkena kotoran. Selain itu di syaratkan pula agar pakaian dan tempat serta
badan selalu dalam keadaan bersih dan suci. Shalat mengajarkan dan mendidik
setiap muslim untuk selalu menjaga kebersihan badan, pakaian dan tempat tinggal
sehari-hari. Selain itu, waktu melaksankan shalat, dimanapun kaum muslimin
berada di haruskan untuk menghadapkan muka ke arah kiblat. Dan ini mendidik
kaum muslimin untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan di antara mereka.
Bukankah kaum muslimin di dunia ini mempunyai satu kiblat, satu kitab suci dan
agama yang sama pula?
Shalat
lima waktu lebih di utamakan untuk di laksanakan dengan berjama’ah. Tidak lain
adalah untuk upaya untuk mempercepat persatuan berdasarkan persamaan dan
persaudaraan. Karena dalam shalat berjama’ah itu kedudukan setiap kaum muslim
adalah sama, tanpa ada perbedaan harta, tahta dan kedudukan pangkat
masing-masing. Mereka berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
Dalam
shalat terdapat gerakan dan bacaan yang bertujuan untuk mengagungkan Allah,
sperti ruku’, sujud, berdiri dengan
menghambakan diri serta dengan hati yang khusu’. Karena memang sepantasnya Allah
menciptakan langit dan segala alam ini mendaptkan penghormatan dan pujian
demikian. Dengan demikian shalat mendidik kepada setiap kaum muslimin untuk
selalu mengagungkan dan mengingat Allah. Sebagaimana firman Allah ta’ala :.
وَاَقِمِ الصَّلَوةَ
لِذِكْرِاللهِ - طه :١٤
Artinya
: “ Dirikanlah shalat untuk mengingat aku”. ( Qs. Thoha : 14 )
Lebih
lanjut dalam hadits qudsy di sebutkan bahwa setiap ayat dari surat Al-Fatihah
yang di baca dalam shalat di jawab oleh
Allah Ta’ala.
اِنَّانَكُوْنَ خَلْفَ
الْاِمَامِ فَقَالَ اِقْرَاْ بِهَافِيْ نَفْسِكَ فَاِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ قَسَمْتُ
الصَّلَوةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَاسَاَلَ
فَاِذَا
قَالَ اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ قَالَ اللهُ حَمَدَنِيْ عَبْدِيْ
وَاِذَاقَالَ
اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ قَالَ اللهُ اَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِيْ
وَاِذَاقَالَ مَالِكِ
يَوْمِ الدِّيْنِ قَالَ اللهُ مَجَّدَنِيْ عَبْدِيْ
فَاِذَا قَالَ اِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ قَالَ اللهُ هَذَا بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ
مَاسَاَلَ وَاِذَاقَالَ اِهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ , صِرَاطَ الَّذِيْنَ
اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَاالضَّالِّيْنَ. قَالَ
اللهُ هَذَالِعَبْدِيْ وَلِعَبْدِيْ مَاسَاَلَ
Artinya :
“Sesungguhnya kami berada di belakang imam ( dalam shalat ) ,
maka berkatalah ia kepada kami : “ bacalah Al-Fatihah dalam hatimu, karena aku
telah mendengar Rosulullah mengatakan : Aku bagi, shalat antaraku dan antara
hambaku menjadi dua bagian, dan bagi hambaku apa yang mereka pinta. Apabila
hambaku mengatakan “ segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam”. Allah
berfirman “ Hambaku memujiku”. Dan apabila hambaku mengatakan “Yang maha
pengasih lagi maha penyayang “, Allah berfirman : “ Hambaku telah menyanjungku “.
Dan apabila hambaku mengatakan : Yang merajai hari kiamat “. Allah berfirman : “
Hambaku telah memuliakanku”, Dan apabila hambaku mengatakan : “hanya kepada
engkau kami menyembah dan hanya kepada egkau kami memohon pertolongan “ Allah
berfirman : “ini seperdua untukku dan seperdua untuk hambaku” bagi hambaku apa
yang di pintanya. Dan apabila hambaku mengatakan :” tunjukanlah kami jalan yang
lurus yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat atas mereka, bukan
jalan mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat”, Allah
berfirman : “ ini semua untuk hambaku dan bagi hambaku apa yang di pintanya”. ( HR. Muslim )
Kalau kita sakit , maka sakit bukan halangan untuk tidak melaksanakan
shalat. Karena kewajiban shalat tidak akan gugur dari orang-orang yang
menderita sakit selama akalnya masih sehat. Ingat firman Allah Ta’ala :
فَاذْكُرُوْااللهَ
قِيَامًاوَقُعُوْدًاوَعَلَى جُنُوْبِهِمْ – النساء : ٣.ا
Artinya
: “Maka ingatlah kamu sekalian kepada Allah dengan berdiri , duduk, ataupun
terlentang”. ( An-Nisa : 103 )
Berdiri,
ruku, sujud dan sebagainya adalah perbuatan yan sangat menyulitkan bagi orang yang sedang sakit. Maka
agama membarikan keringanan kepadanya, sesuai dengan kemampuannya. Bila
ia dapat duduk, maka ia di perbolehkan untuk melaksanakan shalat sambil duduk,
atau bila mungkin sambil duduk iftirosy ( telapak kaki kanan berdiri dan
telapak kaki kiri di duduki ). Untuk ruku' jangan sampai rendah sama dengan sujud. Yaitu dengan hanya sedikit mrnundukan badan, dan untuk seterusnya seperti biasa.
Adapun yang hanya bisa terlentang, maka kakinya di hadapkan ke arah kiblat, kepalanya di sebelah timur, kemudian takbirotul ikhrom , semua gerakan cukup dengan isyarat sampai selesai. Shalat ini sangat mempunyai pengaruh yang besar di dalam jiwa seseorang , yaitu dapat mencegah segala jenis kejahatan , karena dengan shalat yang di laksanakan sejak bangun tidur, saat terjaga dan sampai menjelang tidur malam itu akan selalu menjadi pengingat bagi kita untuk tidak berbuat jahat. Allah Ta'ala berfirman:
اِنَ الصَّلَوةَ
تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ- العنكبوت ٤٥
Artinya :
"sesungguhnya shalat itu mencegah manusia dari perbuatan yang keji dan mungkar" ( QS. Al-'ankabut : 45 )
Shalat adalah amal ibadah yang pertama di periksa oleh Allah, sebagaiman sabda rosululloh :
اَوَّلُ مَايُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
الصَّلَوةُ فَاِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ وَاِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ
سَائِرُ عَمَلِهِ – رواه الطبراني
Artinya :
"Awal perbuatan manusia yang pertama kali di hisab besok pada hari kiamat adalah shalat. Maka apabila shalatnya baik maka akan di anggap baik seluruh amalnya. Jika shalatnya rusakan maka rusaklah seluruh amal perbuatnya". ( HR. Ath Thobroni )
Allah Ta'ala telah menegaskan bahwa "Shalat adalah merupakan kunci kebahagiaan hidup manusia, sejak di dunia sampai di akhirat nanti, sebagaimana firmanNya :
قَدْ اَفْلَحَ
الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَوتِهِمْ خَاشِعُوْنَ – المؤمنون : ٢-١
Artinya :
"Sungguh berbahagialah bagi orang-orang mu'min , yaitu mereka yang khusu' di dalam shalatnya ". ( QS. Al-Mu'minun : 1-2 )
وَالَّذِيْنَ هُمْ
عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ. اُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُوْنَ الَّذِيْنَ
يَرِثُوْنَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ
Artinya :
"Dan orang-orang yang menjaga shalat mereka. Merekalah yang layak menjadi pewaris . Yakni yang akan mewarisi surga firdusy, mereka kekal di sana buat selama-lamanya". ( QS. Al-Mu'minun : 10-11 )
جَعَلَنَااللهُ وَاِيَّاكُمْ
مِنْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ
وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ
الْخَاشِعِيْنَ.
اَعُوْدُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ فَوَيْلُ لِّلْمُصَلِّيْنَ
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَوَاتِهِمْ سَاهُوْنَ.
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاؤُوْنَ وَيَمْنَعُوْنَ
الْمَاعُوْنَ.
وَقُلْ رَّبِ اغْفِرْوَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ
0 komentar:
Posting Komentar