Cerita Anak Keledai dan penganten baru ( Wa Karmad series ) - Wa Karmad adalah seorang kemit ( penjaga ) kuburan. Beliau berumur 52 tahun. sudah lama menduda dan sangat kesepian hidupnya. Karena anak cucunya hidup berpisah dengannya. Dalam mengarungi hidupnya, wa Karmad menggantungkan segalanya pada diri sendiri. Masak sendiri, nyuci sendiri dan tidurpun sendiri..(kaya lagunya Caca Handika ). Hari-hari Wa Karmad di habiskan dengan kegiatan cocok tanam, urus kuburan dan mengurusi si Gino, anak keledai yang baru di beli dari mang kanan si penjual binatang ternak.
Dalam kesepiannya, wa Karmad merindukan seorang pendamping yang akan menemaninya sampai meninggal nanti. Intinya..wa Karmad pengen kawin!!.
Keinginan dari Wa Karmad di ungkapkan kepada Wa Bekel Casma. Mendengar keluh kesah Wa Karmad yang menginginkan seorang pendamping, maka Wa Bekel pun bergerak cepat untuk mendapatkan seorang permaisuri untuk Wa Karmad. Wa Bekel menghubungi Wa Lebe Mustofa untuk mendapatkan daftar janda-janda yang ada di desanya.
Dari sekian daftar nama janda yang di sodorkan oleh Wa Bekel, perhatian Wa Karmad tertuju pada Bi Wasti, janda muda yang baru pulang dari Taiwan, setelah sekian lama menjanda dan bekerja jadi TKW di Negara tersebut. Berparas lumayan cantik dan berbodi hot. Apalagi bi Wasti baru pulang dari negara Taipeh, sudah bisa di pastikan kulitnya sangat kinclong dan maknyuss!!.
Bi Wasti baru pulang dari Taiwan |
"Waduh mad..masa nte milih wasti, dia itu kan masih muda, mana mau ama nte?...kata Wa Bekel sambil sedikit sewot.
"Lahh..nte ini bagaimana sih, tenang aja..nanti juga Wasti mau sama saya"..jawab Wa Karmad dengan pedenya.
"sing penting nte mau nggak nglamarinnya?. tanya Wa Karmad
"Baiklah..tapi saya nggak bisa menjamin di terima atau tidaknya lamaranmu" jawab Wa Bekel.
Dan ajaibnya, tanpa halangan yang tak berarti, lamaran wa Karmad di terima oleh Bi Wasti dengan tangan terbuka. Dan dengan gembira yang memenuhi dada Wa Bekel menyampaikan berita gembira tersebut tanpa bisa menyembunyikan rasa tidak percayanya. "Mad.. di terima Maaad !!.. teriak wa Bekel sambil mengetuk-ngetuk pintu Wa Karmad.. Wa Karmad cuma tersenyum sambil membuka pintu dan mempersilahkan Wa Bekel masuk ke rumahnya.
Beberapa hari kemudian, tidak lama sesudah acara lamaran, akad nikah pun terjadi di rumah kediaman Bi Wasti. Dengan di saksikan oleh keluarga kedua mempelai acara pernikahan berjalan dengan lancar. Setelah acara pernikahan selesai, sesudah menunaikan shalat magrib, bi Wastpun langsung di boyong oleh Wa Karmad ke rumahnya.
Karena terlalu capai mengurusi acara pernikahan, sejak persiapan sampai selesai acara, kedua mempelaipun tertidur sampai subuh. Ketika waktu subuh datang, Wa Karmad Membangunkan sang istri untuk shalat subuh bersama. Lalu mereka pun shalat subuh dengan berjamaah di mushola dekat rumahnya. .
Sesudah shalat subuh, Bi Wasti Mengajak Wa Karmad menemaninya ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Jarak antara rumah wa Karmad dengan pasar terbilang jauh. Dan memerlukan kendaraan untuk sampai kesana. Karena Wa Karmad tidak punya motor, sedangkan sepeda yang biasa dia pakai untuk bepergian juga bocor bannya, maka wa Karmad mengajak istrinya untuk menaiki si Gino , keledai muda yang ia pelihara.
"Apa Gino kuat kita naikin berdua pak?..tanya Bi Wasti pada Wa Karmad.
"tenang aja, keledai adalah binatang yang sangat kuat dan biasa membawa beban berat "..jawab Wa Karmad denag mantap.
Maka Naiklah Wa Karmad dan Bi wasti di punggung si Gino. Ternyata tidak salah apa yang di katakan Wa Karmad, walaupun berbadan kecil, ternyata Si Gino bisa membawa kedua mempelai tersebut di punggungnya. Wa Karmad di depan dan Bi Wasti membonceng di belakangnya.
Jalan yang di lalui untuk sampai ke pasar adalah jalan umum yang lumayan ramai, sehingga dalam perjalanan ke pasar sudah di pastikan Wa Karmad dan Bi Wasti akan berpapasan dan bertemu dengan banyak orang.
"Duuhh ..penganten baru"..kata seorang wanita sambil tersenyum. Wa Karmad dan Bi Wasti cuma tersenyum mendengar sapaan tersebut.
Suit,,suiitt..terdengar suitan dari seorang anak muda yang sedang duduk sambil merokok di sebuah warung pinggir jalan. Kedua mempelai cuma tersenyum menanggapinya sambil terus melanjutkan perjalanannya.
"Wahh ,,dasar penganten tua tidak tahu diri,,masa keledai kecil begitu di naikin berdua,,bakalan mati tuh keledai!..kata seorang laki-laki yang mau pergi kesawah sambil memanggul pacul di pundaknya.
Mendengar kata-kata tersebut Wa Karmad melihat Si Gino yang ngos-ngosan berjalan dengan di naiki oleh kedua tuannya. Mulutnya berbuih di penuhi oleh air ludahnya. Melihat hal tersebut, Wa karmad menyuruh bi Wasti turun dari punggung Si Gino dan berjalan di samping si Gino sambil memegang tali kekang. Kasian, kata wa Karmad pada istrinya.
Kembali mereka melanjutkan perjalanan, wa Karmad duduk di punggung si Gino, sedangkan Bi Wasti berjalan di sambing Gino sambil memegang tali kekang keledai tersebut.
Lagi enak-enak melakukan perjalanan ke pasar, tiba - tiba dia bertemu dengan seorang ibu yang sedang menggendong anaknya. Melihat Wa Karmad yang lagi menaiki si Gino, sedangkan istrinya berjalan sambil memegang tali kekangnya, si ibu berkata dengan nada sewot..
"Dasar suami tak tau diri, punya istri yang masih muda dan masih cantik, kepasar di suruh berjalan, sedangkan dia sendiri enak-enakan naik keledai.. dasar suami tidak sayang istri!".
Mendengar kata-kata ibu tersebut, spontan Wa Karmad turun dari punggung si Gino dan menaikan Bi Wasti ke punggung si Gino. "Gantian" kata wa Karmad pada istrinya. Lalu mereka melanjutkan perjalanan. Bi Wasti naik keledai yang tali kekangnya di pegang oleh Wa Karmad.
Ketika sampai ke persimpangan jalan, Mereka bertemu dengan para pekerja yang mau pergi ketempat kerjanya.Salah satu dari pekerjatersebut berbisik kepada temannya yang berjalan di sampingnya.
"liat tuh..contoh tipe suami - suami takut istri , mau-maunya nuntun-nuntun istrinya naik keledia.,takut gak di kasih "jatah" kali!".
Walaupun berbisik, tapi hal tersebut masih terdengar oleh Wa Karmad dan Bi Wasti.
"Berhenti pak..saya mau berjalan saja, kasian si Gino.. udah kecapaian" kata Bi Wasti Pada Wa Karmad. Lalu Wa Karmad menurunkan istrinya dari punggung si Gino. Wa Karmad tau bahwa istrinya turun dari punggung si Gino karena ingin menjaga perasaan suaminya.
Merekapun melanjutkn perjalanan ke pasar dengan berjalan kaki sambil menuntun si Gino. Dengan nafas ngos-ngosan dan kaki yang letih, Sampailah mereka di pasar. mereka di sambuat dengan mata keheranan dari para pengunjung yang lainnya.
"Pasangan aneh..ke pasar kho jalan kaki, bukannya mereka bawa keledai?..bukannya di naikin, malah cuma di tuntun-tuntun saja..Dasar Bego!!
kata salah satu pengunjung pasar.
Mendengar kata-kata tersebut Wa Karmad dan Bi Wasti Cuma tersenyum sambil bergandengan dengan mesra.
Hahaha...
Assooyy!!
Untuk Pembaca :
Hikmah dari cerita di atas silahkan anda pikirkan sendiri...
0 komentar:
Posting Komentar